Aku kembali
memimpikan kenangan yang telah kita lalui bersama. Dan saat ini dalam tidurku
aku memimpikan dirimu dan diriku memainkan nada yang kita ciptakan bersama
dengan piano tua diruangan itu. Ketika itu hujan membasahi tempat itu namun
cahaya mentari memasuki ruangan tempat kita berada melalui celah-celah jendela.
Saat mengenangnya aku mampu tersenyum dalam tidurku.
Listen up, this is my tragic
story, just to break into my heart.
I cannot erase you. I keep thinking about you
Ketika aku terbangun, aku menyadari bahwa semua itu gila. Aku kembali
merasakan kehadirnmu disisiku. Bagaimanapun aku mecoba untuk menghapus
bayanganmu aku tetap tidak bisa melakukannya.
Aku kembali mengingat kenangan semasa aku masih berada di SMA. kala itu
aku berjalan seorang diri di sebuah lorong bawah tanah menuju sekolah.
Tiba-tiba teman-temanku mengagetkanku dan merangkulku kemudian mereka
mengajakku berjalan bersama. Hingga pada akhirnya kita bersahabat bahkan sampai
sekarang.
Aku selalu memikirkanmu setiap saat mulai dari pertemuan kita. Kala itu
hari hujan dan aku lupa membawa payung. Aku berteduh didepan sebuah bangunan
sambil mengibaskan rambutku yang basag. Kala itu pula kau berdiri tepat di
sebelahku. Saat itu kau sedang menadahkan tanganmu untuk merasakan air hujan yang
mengalir.kau terlihat basah kuyup. Kaupun menyelipkan rambutmu di telingamu dan
kau melihat ke arahku.
Aku membuka tasku dan menyerahkan sebuah kaus yang ku bawa padamu
dengan perasaan malu. Kamudian aku mengajakmu menuju sebuah tempat dimana kita
bisa duduk melihat hujan dari jendela dan juga menikmati secangkir minuman
hangat. Aku bahkan melepas sepatuku yang basah dan menyandarkannya pada sebuah
kursi. Aku juga melepas jas sekolah yang ku pakai begitu pula dirimu. Aku
tersenyum kala melihatmu meminum teh itu. Kemudian aku menulis sesuatu di kaca
yang mengembun, kau pun melihat itu. Dan sesaat aku langsung malu dan kemudian
aku menghapusnya. Kemudian aku kembaki meminum teh milikku.
Aku kembali mengingat potongan kenangan kala kita bersamamemainkan piano
dengan nada-nada yang kita ciptakan. Berulang kali kita membuat kesalahan dan
tertawa bersama. Aku bahkan mengajarimu bagaimana memainkan nada yang kita buat
agar lebih indah. Dan kau pun mulai mengangguk mengerti.
Saat itu aku sedang berkumpul bersama sahabat-sahbatku di sebuag
runangan. Dimana aku memutar nomor teleponmu dari sebuah telepon yang
tergantung di salah satu sisinya. Aku tersenyum ketika membayangkan dirimu
mengangkat teleponku. Aku bahkan tertawa sendiri ketika berbicara melalui
telepon denganmu. Kemudian sahabatku dengan seenaknya menarik telepon yang
sedang ku gunakan. Ketika itu aku marah kepada semua sahabt-sahabatku bahkan
aku menolak ketika beberapa sahabatku mencoba menghentikan langkahku. Namun
buru-buru aku menyadai bahwa semua ini hanyalah ilusiku. Selama ini aku bahkan
sendiri, aku tertawa sendiri, bermain piano sendiri, duduk dan meminumteh
sendiri. Aku benar-benar sangat frustasi kala itu.
Namun aku beruntung memiliki mereka sebagai sahabatku. Karena mereka
membuatku bertahan dan yakin bahwa mulai saat itu semuanya akan baik-baik saja.
Dan kita bisa memulai semuanya dari awal. Pada akhirnya aku mulai bisa
menerimanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar